Ratatotok | 26 Desember 2025
Komite Nasional Mahasiswa (KNM) Kibar Nusantara Merdeka Indonesia Tengah melayangkan kecaman keras dan ultimatum terbuka atas dugaan penjarahan aset perusahaan HWR yang terjadi setelah lokasi tambang emas Ratatotok dipasang police line oleh Kejaksaan Tinggi (Kejati).
Ironis dan memalukan, pengamanan kepolisian justru ditarik, dengan alasan menjaga “keharmonisan institusi” antara Kejati dan Polda Sulawesi Utara.
Namun fakta di lapangan berbicara sebaliknya:
- Aset perusahaan dijarah.
- Lokasi hukum berubah menjadi arena kejahatan.
-Negara absen menjaga tanggung jawabnya.
“Ini bukan lagi kelalaian biasa, ini pembiaran sistemik. Saat aset berada dalam status penegakan hukum, justru terjadi penjarahan. Siapa yang bertanggung jawab? Kejati? Polda? Atau negara sengaja menutup mata?” tegas John Pade, perwakilan KNM Indonesia Tengah.
KNM menilai, penarikan pengamanan di lokasi yang sedang dalam status police line adalah keputusan fatal yang membuka ruang kejahatan, merugikan perusahaan, dan berpotensi menyeret aparat ke dalam dugaan kelalaian hukum dan tanggung jawab institusional.
Jika kondisi ini terus dibiarkan:
Kerugian perusahaan HWR akan membengkak
Kejahatan akan dilegalkan oleh pembiaran
Kepercayaan publik terhadap aparat penegak hukum akan runtuh
KNM Indonesia Tengah dengan ini MENYAMPAIKAN ULTIMATUM TERBUKA kepada:
1. Kejaksaan Tinggi (Kejati):
-Segera bertanggung jawab penuh atas keamanan aset yang berada dalam status police line
- Hentikan sikap cuci tangan atas kerusakan dan kehilangan aset
2. Polda Sulawesi Utara:
-Segera mengembalikan pengamanan bersenjata di lokasi tambang HWR
-Jangan berlindung di balik alasan koordinasi institusi sementara kejahatan terjadi
Turun langsung dan ambil alih pengamanan serta pengawasan kasus ini
Evaluasi serius dugaan kelalaian aparat di tingkat daerah
KNM menegaskan, jika dalam waktu dekat tidak ada tindakan konkret, maka:
Aksi lapangan akan digelar secara terbuka
Fakta penjarahan akan dibuka ke publik nasional
Dugaan pembiaran aparat akan dilaporkan ke tingkat pusat
Sebagai langkah lanjutan, KNM Indonesia Tengah bersama LSM dan jurnalis nasional memastikan akan turun langsung ke lokasi tambang emas HWR, untuk:
Memastikan kondisi riil di lapangan
Mendata aset yang hilang dan dirusak
Mengungkap pihak-pihak yang diuntungkan dari kekosongan pengamanan
“Kami tegaskan, negara tidak boleh kalah oleh penjarah. Jika aparat diam, maka publik akan bergerak. Ini peringatan keras, bukan permohonan,” pungkas John Pade.

Social Header