Breaking News

Insiden Berdarah di Pasar Sentral Gorontalo: Tawuran Berebut Material Bekas Bongkaran, Satu Luka Parah

 
Gorontalo, Minggu 7 Desember 2025 – Kekacauan melanda pusat kuliner Pasar Sentral, Kota Gorontalo, pada Sabtu malam (6/12/2025) sekitar pukul 23.32 WITA. Para pengunjung UMKM kuliner berhamburan keluar dengan teriakan histeris, meninggalkan meja-meja makanan yang masih setengah habis. Insiden berdarah ini diduga berawal dari tawuran dua kelompok warga yang berebut tumpukan kayu dan seng atap bekas pembongkaran Pasar Sentral, berujung pada sabetan senjata tajam yang melukai korban BM alias Kilis.

Peristiwa nahas ini terjadi tepat di tengah keramaian, saat Walikota Gorontalo Adhan Dambea hadir untuk mendukung pelaku usaha UMKM kuliner. Kehadiran orang nomor satu di kota itu justru menambah dramatisasi, karena lokasi Pasar Sentral kini menjadi ikon kebangkitan sektor kuliner lokal. Namun, insiden ini langsung menuai kecaman keras dari pengunjung dan pelaku usaha, yang merasa keamanan mereka terancam di saat perekonomian UMKM mulai bergairah kembali.

Korban BM alias Kilis, warga setempat, langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Aloei Saboe dengan luka parah akibat tusukan senjata tajam di bagian tubuhnya. Petugas Polres Gorontalo Kota, dipimpin Aipda Fajar Milama, dengan sigap mengamankan lokasi bentrok dan mengejar pelaku. Tak butuh waktu lama, pelaku utama berhasil diamankan di rumah keluarganya di Kelurahan Molosipat, hanya beberapa saat setelah kejadian. "Kami langsung bergerak cepat untuk mencegah eskalasi. Motifnya diduga perebutan material bekas bongkaran pasar yang ditinggalkan begitu saja," ujar Kapolres Gorontalo Kota, Kombes Pol Dr. Ade Permana, dalam keterangan resminya.
Belum diketahui secara pasti apakah ada korban luka ringan lain atau kerugian material signifikan dari bentrokan ini. Namun, dampaknya langsung terasa bagi pelaku usaha UMKM kuliner. Banyak pedagang mengeluhkan hilangnya pendapatan karena pengunjung yang panik meninggalkan dagangan tanpa membayar. "Rasa takut ini bikin pengunjung enggan datang lagi. Kami sudah susah payah bangkit pasca-pandemi, kok malah dihiasi insiden seperti ini," keluh salah seorang pedagang sate ayam, Ibu Siti, yang lapaknya ramai malam itu.

Para pelaku usaha kuliner di Pasar Sentral, yang mayoritas bergantung pada keramaian malam hari, kini merasakan ketidaknyamanan mendalam. Tak hanya hilangnya transaksi spontan, citra lokasi sebagai pusat kuliner aman juga tercoreng. "Pengunjung lari kocar-kacir, makanan terbuang sia-sia. Kami butuh jaminan keamanan agar besok-besok tidak terulang," tambah pedagang lain, Bapak Hasan, sambil membersihkan sisa-sisa meja yang berantakan.

Insiden ini menjadi sorotan tajam bagi Pemerintah Kota Gorontalo, terutama mengingat Pasar Sentral baru saja direnovasi dengan anggaran mencapai Rp63 miliar untuk mendukung UMKM. Walikota Adhan Dambea, yang kebetulan hadir saat kejadian, langsung memerintahkan penambahan patroli keamanan di area tersebut. "Kami prihatin dengan kejadian ini. Pemerintah kota berkomitmen memberikan rasa aman dan nyaman bagi pelaku usaha serta pengunjung. Tim gabungan polisi dan Satpol PP akan ditingkatkan, termasuk pengawasan material bekas bongkaran agar tidak memicu konflik serupa," tegas Adhan Dambea.

Masyarakat dan pelaku usaha pada umumnya berharap langkah konkret segera diambil. Mulai dari pemasangan CCTV lebih banyak, sosialisasi antarwarga untuk menghindari perebutan barang, hingga program bantuan sementara bagi pedagang yang rugi. "Jangan sampai satu insiden berdarah merusak momentum bangkitnya UMKM kuliner kita. Gorontalo butuh pasar yang aman, bukan yang berdarah-darah," himbau perwakilan komunitas UMKM Kuliner Gorontalo.

Polisi terus mendalami motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain, sambil menjaga situasi tetap kondusif. Harapannya, Pasar Sentral kembali menjadi magnet wisata kuliner, bukan headline negatif.


© Copyright 2022 - GARDA BHAYANGKARA